CPO (Crude Palm Oil) merupakan komoditi unggulan yang diangkut dengan kereta api di Sumatera Utara. Sejak perkeretaapian di Sumatera Utara dibangun oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) sampai sekarang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia, angkutan hasil perkebunan seperti CPO, PKO (Palm Kernel Oil), dan Lateks masih tetap dioperasikan. Jalur-jalur kereta api bahkan sejak jaman DSM dibangun sampai masuk ke area perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit yang kini milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan PTPN IV.

Tak hanya perusahaan BUMN seperti PTPN III dan PTPN IV, beberapa perusahaan swasta juga telah menjalin kerjasama angkutan CPO dan Lateks dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Karena tidak ada jalur kereta api yang masuk ke kawasan perkebunan/ pabrik pengolahan milik swasta, maka proses pengangkutannya dibawa dengan truk tangki ke stasiun terdekat. Selanjutnya, muatan dipindahkan ke gerbong ketel (GK) untuk kemudian dibawa ke Pelabuhan Belawan. Selain dengan gerbong ketel (GK), pengangkutan CPO juga bisa dengan gerbong datar (GD). Hanya saja tangki yang digunakan untuk memuat CPO harus didesain menjadi tangki kontainer (Tank Containers) sehingga bisa diangkat dan diturunkan dengan Reach Stecker atau Gantry Crane.